Take a fresh look at your lifestyle.

Monumen Guru PGRI, Simbol yang Mengiringi Perjuangan Guru-guru di Indonesia yang Bersatu Dalam Kongres I PGRI di Solo

99

Kota Solo Terkini –
Monumen Guru PGRI, Simbol yang Mengiringi Perjuangan Guru-guru di Indonesia yang Bersatu Dalam Kongres I PGRI di Solo

Halo wong solo pengunjung setia KotaSoloID, Pada berita yang akan kalian baca kali ini adalah
Monumen Guru PGRI, Simbol yang Mengiringi Perjuangan Guru-guru di Indonesia yang Bersatu Dalam Kongres I PGRI di Solo , kami telah mempersiapkan berita dari berbagai sumber ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan kali ini
Monumen Guru PGRI, Simbol yang Mengiringi Perjuangan Guru-guru di Indonesia yang Bersatu Dalam Kongres I PGRI di Solo , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Sebuah tugu berdiri tegak di dalam halaman yang cukup luas. Tugu yang dilengkapi dengan patung Burung Garuda Pancasila itu dikenal sebagai Monumen Guru PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Memang tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan tugu yang menjadi monumen penting pergerakan guru-guru di Indonesia tersebut.

 

Tugu yang kini berada di halaman SMPN 10 Surakarta di Jalan Kartini, Kampung Timuran tersebut, menjadi tonggak lahirnya PGRI di Kota Solo melalui kongres pertamanya. Solo memang menjadi kota penting lahirnya organisasi profesi guru. Lika-liku perjalanan sebelum kongres PGRI I, para guru pribumi pernah membentuk Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) di tahun 1912. Kemudian di tahun 1932, PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Kemunculan PGI tidak disukai Belanda karena terdapat kata ‘Indonesia’ pada nama organisasi tersebut.

 

Usai pendudukan Belanda diganti dengan pendudukan Jepang, Pemerintah Jepang juga tak menginginkan organisasi guru tersebut, bahkan tidak diizinkan untuk beraktivitas. Namun para guru tidak patah semangat dan terus merapatkan barisan. Puncaknya, dengan memanfaatkan kekalahan Jepang di tahun 1945 dan momentum Proklamasi Kemerdekaan, maka diadakanlah kongres guru pertama kali yang digelar di Solo.

 

Semua peserta kongres guru menyepakati membentuk organisasi guru bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang tidak membeda-bedakan agama dan golongan. Semangat nasionalisme dan kepentingan bangsa lebih ditonjolkan dalam pembentukan PGRI. Para guru yang bergabung dalam wadah organisasi profesi tersebut, hanya memiliki tujuan untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

 

Kongres Guru Indonesia yang digelar 24-25 November 1945 di Solo, memberikan semangat dan motivasi para guru untuk bersatu memajukan pendidikan di Indonesia. Upaya penting yang diwujudkan adalah menghapus semua perbedaan termasuk, organisasi, kelompok, tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, semua sepakat untuk dihapuskan.

 

Semua peserta yang hadir dalam kongres guru pertama adalah adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Pada kongres tersebut, mereka mencapai kesepakatan bahwa pada tanggal 25 November 1945 berdiri Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

 

Tiga tujuan penting membentuk organisasi PGRI, di antaranya:

  1.     Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
  3.     Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

 

Tugu PGRI yang berdiri tegak, menjadi simbol kuat dan tegaknya guru-guru di Indonesia dalam mempertahankan NKRI melalui dunia pendidikan. Mereka sepakat memberikan pendidikan dan pengajaran dengan dasar kerakyatan. Yang tak kalah penting, profesi guru sebagai profesi yang mulia perlu membentuk kesadaran untuk membela hak dan nasib guru melalui wadah PGRI. Monumen PGRI tersebut kini sudah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.

 

Keberadaan Tugu Peringatan PGRI, memang tak lepas dari Aula yang menjadi tempat berlangsungnya Kongres PGRI I. Aula yang tak jauh dari Tugu PGRI itu kini masih terawat dengan baik, yang berada dalam satu kompleks SMPN 10 Surakarta. Nah, penting bagi generasi saat ini untuk mengetahui sejarah, terutama sejarah pendidikan di Indonesia. Solo menjadi tonggak penting sejarah pendidikan di Indonesia dengan ditandai lahirnya PGRI. Bangga ya jadi wong Solo, Kota Solo tak pernah lepas dari kisah-kisah menarik sejarah Indonesia.

Sekianlah info update kota solo yang berjudul
Monumen Guru PGRI, Simbol yang Mengiringi Perjuangan Guru-guru di Indonesia yang Bersatu Dalam Kongres I PGRI di Solo , mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Sampai jumpa di info kota solo yang lainnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.